Sebenarnya ini berita yang agak memalukan menurut saya sih karena Pusat Data Nasional saat ini terkena Ransomware yang mungkin sama dengan LockBit 3.0, yang memalukan dari berita ini adalah Windows. Yah di beberapa Laman X (Twitter) bahkan mengolok-olok sekelas badan pemerintahan itu memakai Windows bukan Linux untuk servernya. Disini saya tidak menyebutkan Linux 100% aman loh ya, tidak. Tapi jika dibandingkan dengan Windows ya mending saya memilih memakai Linux karena masih jarang untuk virusnya meski udah ada beberapa. Dan yang lebih lucunya lagi di beberapa berita bahkan menyebutkan sebelum diserang Ransomware ada penonaktifan Windows Defender pada tanggal 17 Juni 2024, yah kalian gak salah denger, Windows Defender untuk AntiVirus keamanan data pemerintah (sekalian aja tanpa antivirus). Ini udah ada 2 poin nih, udah pakai Windows, AV nya hanya Windows Defender doang. Ini gila sih.
Dan ketika saya mencari di google memang ada beberapa (saya nyebut beberapa karena saya juga gatau loh apakah memang semua atau hanya sedikit) dari server pemerintahan di Indonesia yang menggunakan XAMPP untuk Production server. Udah ada 3 poin nih berarti
Sudah? Masih ingin tau kata-kata dari para petinggi pemerintahan yang bikin saya lebih geleng-geleng? Seperti Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria yang mengatakan intinya ada hikmah di balik semua ini yaitu tidak ada tempat yang aman, iya pak benar udah tau Windows + Windows Defender + XAMPP (mungkin) adalah triple combo yang sangat-sangat rawan diserang eh malah di pakai dan sekarang disuruh ngambil hikmah. Kenapa gak nurut sih sama orang-orang IT, orang IT di Indonesia banyak loh pak, ambil aja satu kan gpp. Contoh aja nih ya pengamat keamanan siber Vaksincom Alfons Tanujaya, itu kan paham. Setidaknya kalau gak mau di rekrut yah cobalah minta saran kan gak masalah juga.
Sudah? Eh belum, ketika konferensi pers ada salah satu yang bertanya, kenapa pakai windows pak? Nih para petinggi yang melakukan konferensi pers malah melirik satu sama lain meski akhirnya Herlan Wijanarko lah selaku Direktur Network & IT Solution PT Telkom Indonesia yang menjawabnya, meski ngambang. Iya ngambang karena jawabannya hanya menekankan saat ini pihaknya terus melakukan audit forensik. Kenapa gak gini aja pak “Mohon maaf ya mas kita masih belum familiar sama Linux karena linux itu sistem operasi gratisan yang syulit nya mintah ampoens” gitu aja, meski jawaban ini akan mengandung hujatan HAHAHA. Bahkan ini sudah di tanyakan kembali oleh wartawan detikNET tapi yah tau sendiri lah pasti jawabannya di lempar-lempar gatau kemana arahnya.
Eeee, Sudah? Belum, karena memang pemerintah gak akan bayar tebusannya (lebih baik seperti ini) tapi nih ya Bpk. Herlan Wijanarko selaku Direktur Direktur Network & IT Solution PT Telkom menyebutkan bahwa data di pusat data nasional (PDN) yang sudah kena ransomware tidak bisa di-recovery. Oke memang datanya kan di enkripsi, tapi yang saya pertanyakan KOK TIDAK ADA BACKUP? Dikantor saya yang menangani beberapa server kecil selalu menyediakan backup setiap hari loh ya di 3 server hanya untuk 1 project kecil. Ini sekelas pemerintah gak punya backup? Haduh sudah tak paham lagi saya.