Ada yang lahir dan ada yang meninggal, ada yang datang dan ada yang pergi. Semua itu terjadi begitu saja tanpa mengesampingkan peran Tuhan dibalik semua itu. Saya menyadari akan hal itu yang bilamana ada yang datang kepada saya, saya harus siap ditinggal pergi sesedih apa saya hari itu.

Sejenak saya memikirkan bagaimana awal semua ini terjadi ya? Dan mengapa saya sedih? Bukankah beliau sudah mengalami sakit sejak lama? Saya harus ikhlas dong ketika beliau tiada? Bukankah begitu?

Nyatanya tidak. Saya hanya menyesal karena waktu berada di rumah sakit, beliau hanya bersama ibu saya dan ibu saya membawa anak kecil berumur 2.5 tahun, bayangin. 2.5 tahun! Umur dimana anak kecil tidak bisa diam dan sangat merepotkan karena masih memakai popok, tidur harus ditemani, mondar mandir sana sini tidak bisa diam. Belum lagi ketika buang air besar. Dan ibu saya menemani beliau membawa anak kecil tadi. Yang lain kemana? FUCKING USELESS.

Yang lebih bikin ironi adalah mengapa hanya ibu saya yang jaga, padahal nenek saya mempunyai 2 anak. Apakah salah punya anak sedikit? Apakah seperti ini banyak dialami oleh orang diluar sana yang hanya memiliki sedikit anak? Ketika mereka sakit hanya salah satu dari mereka yang menjaga di rumah sakit atau bahkan tidak ada sama sekali? Atau saya juga bingung dengan orang yang banyak anak, apakah mereka memperhitungkan semua biaya untuk pendidikan, makan, tempat tinggal layak dll? Atau.. ah sudahlah saya kebingungan dengan pikiran saya sendiri

hospital bed near couch
ilustrasi di rumah sakit

Malam itu saya ke Rumah Sakit untuk membantu ibu saya, karena ibu membawa 2 bocah. Yang satu berumur 2.5 tahun yang satunya lagi 3 tahun. Dan niat saya biar keduanya saya yang urus agar ibu bisa fokus menjaga nenek di Rumah Sakit. Tapi ibu tetep kekeuh membawa anak 2.5 tahun tadi karena biar ada yang menemani. Ditambah nenek juga mengatakan bahwa anak 2.5 tahun ini jadi pelipur lara buat beliau yang merindukan anak kandungnya.

Hujan menghalangi saya untuk pulang, dan di rumah sakit nenek belum mendapatkan kamar dari jam 2 siang sampai saya datang (sekitar pukul 7 malam), saya tidak menyalahkan rumah sakit atau BPJS karena kondisi dari nenek saya yang tidak terlalu mengkhawatirkan, ditambah ketika datang dan diinfus kaki nenek saya berangsur pulih. Saya masih sempat mengatakan kepada beliau ketika menggendongnya ke ruang radiologi untuk cepat sembuh dan cepat berkumpul lagi di rumah, dan beliau menjawab “iya”.

Akhirnya karena hujan sudah agak reda, saya pamit pulang setelah mengantar nenek ke kamarnya sekitar pukul 9 malam. Dan saya membawa bocah 3 tahunan tadi ke rumah agar ibu tidak kerepotan. Dan mungkin itu kali terakhir beliau melihat saya.

Keesokan harinya sekitar pukul 5 pagi saya di telpon oleh ibu dan bilang jangan kesini (karena niat saya, saya akan mengambil bocah 2,5 tahun yang bersama ibu). Dan saya setuju karena saya akan kerja dengan membawa bocah 3 tahunan yang saya bawa kemarin malam. Sempat saya bilang ke ibu agar gantian menjaga nenek, saya akan cuti kerja. Meski ibu tidak menyetujui nya, saya tetap memaksa karena dalam pikiran saya, semua orang disekitar saya adalah USELESS, gak guna sama sekali. Udah tau ada orang sakit eh malah kloyongan dengan banyak alasan gak guna.

Setelah saya mandi (sekitar 20 menitan, karena mandiin anak kecil juga), saya mendapati telepon dari Ibu yang mengatakan bahwa nenek sudah tiada. Seketika itu saya blank…. saya bingung karena kata ibu beliau masih sadar dan banyak ngobrol dengan ibu 20 menit (waktu ibu telepon saya di awal), kemudian beliau pamit tidur ternyata beliau meninggal.

Sampai sekarang saya masih belum bisa recovery dari ketidak enakan hati saya. Saya menyalahkan semua orang disekitar saya yang tidak berguna sama sekali, persetan dengan alasan-alasan klasik saya tidak peduli dengan alasan itu. Kemana aja anda? Gak ada waktu kah untuk direpotin sebentar saja.

Saya masih bisa tersenyum, ngobrol biasa, ngomong tidak terarah tapi entah mengapa hati saya belum merasa bahwa semua itu plong karena ketidak bergunaan orang sekitar. Ketika nenek tiada banyak yang pasang muka, waktu di rumah sakit kalian semua kemana aja?

Ya sudahlah, kembali ke intro tadi. Ada yang lahir makan ada yang akan meninggal, ada yang datang juga akan ada yang pergi. Tenang di sana ya nek, maafkan cucu mu yang tidak bisa memberikan kebahagiaan apapun ketika engkau masih ada.